Sebagian masyarakat kita sudah tak asing lagi dengan tumbuhan yang satu ini, yang apabila di salah gunakan / di konsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan efek keracunan.
kecubung tersebar luas di seluruh Indonesia, terutama di daerah yang beriklim kering. umumnya, tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu lembap, seperti di semak, padang rumput terbuka, tepi sungai, atau di tanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat.
tumbuhan perdu, setahun, tegak dan bagian pangkalumumnya berkayu tinggi hingga 0,5-2 m, beracun, daun tunggal bertangkai, letaknya berhadapa, nujung runcing tepi berlekuk, helaian daun berbentuk bulat telur bunga tunggal berbentuk terompet, cukup indah untuk menghias pekarangan rumah. bunga akan mekar menjelang matahari terbenam, dan kuncup pada sore hari. kecubung dapat di perbanyak dengan biji.
sifat dan khasiat
rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat, beracun (toksik), masuk meridian jantung, paru dan limpa, kecubung berkhasiat anti asmatik, anti batuk (antitusif), anti rematik, penghilang nyeri (analgesik), afrodisiak,dan pemati rasa (anestetik).
kandungan kimia
kecubung mengandung 0,3-0,43% alkaloid sekitar 85% skopolamindan 15% hyoscyamine, hyosin dan atropintergantung pada varietes, lokasi dan musim. zat aktifnya dapat menimbulkan halusinsi bagi pemakainya. jika alkaloid di isolasi maka akan terdeteksi adanya senyawa methyl crystalline yang mempunyai efek relaksasi pada otot gerak.
